Rumah Belajar

Bermain dengan apapun yang ada di sekitar memang menyenangkan. Di samping rumah kami ada sepetak tanah yang belum dimanfaatkan dan penuh dengan pasir. Daripada menghabiskan energi dengan melarang Aqeela bermain-main dengan pasir, jadilah hari ini dimulai dengan ‘semangat’ baru, belajar dengan pasir.

Sesi pertama dimulai dengan belajar matematika. Caranya Aqeela dan Nisa diinstruksikan untuk mengambil pasir dengan sendok kecil secara bergantian, sesuai dengan angka yang diminta. Karena angin bertiup lumayan kencang, pasir mulai berterbangan dari sendok kecil, sehingga kemudian muncul ide untuk membuat corong dari kertas dan lem agar lebih mudah membawa pasir.

Setelah corong siap dibuat, akhirnya muncul ide baru untuk membuat pola dengan lem, kemudian pola tersebut ‘diguyur’ dengan pasir, sehingga ketika pasirnya kemudian dihilangkan, jejak lem yang telah ditutupi pasir akan muncul…

Dengan corong dan ide membuat pola di kertas, akhirnya kami pun membuat topi ulang tahun yang dihiasi dengan pola dari lem dan pasir. Akhirnya lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ pun bergema hehehe.

Belajar di mana pun, dengan apa pun…sangat mengasikkan.

Posted with WordPress for BlackBerry.

Mulai tanggal 11 Nopember kemaren, Aqeela ikut ber-IXL Math ria lewat bentangilmu. Sebenarnya sudah lama kami ingin berlangganan IXL Math, tetapi berhubung harga berlangganannya yang cukup mahal, keinginan itu terpaksa ditunda sejenak. Padahal setiap maen di IXL, Aqeela suka gemes dengan jatah gratis yang hanya 20 soal per hari. Alhamdulillah, sekarang kesampean. (Untuk berlangganan IXL Math lewat bentangilmu bisa dicek disini).

Sangat menyenangkan melihat Aqeela mencoba-coba sendiri semua soal yang ada di IXL. Dalam waktu yang singkat, Aqeela mendapatkan berbagai sertifikat dan rewards yang menambah semangatnya mengerjakan soal-soal yang ada. Itulah enaknya belajar di IXL, ada record pencapaian anak dan di-update setiap anak menyelesaikan setiap soal.

Belajarnya juga disesuaikan dengan keinginan Aqeela, jadi gak setiap saat main di IXL. Kalo Aqeela nya lagi mood aja. Toh, record nya tetap ada dan Aqeela bisa mengulang atau menyelesaikan soalnya kapanpun dia mau. Belajar kapan pun ya Nak.

Hari ini Aqeela mendapatkan sertifikat telah menyelesaikan 40% kecakapan yang ada di level pre-k.
Selamat ya Nak…Tetap semangat belajar setiap saat dengan cara yang sangat menyenangkan.

Aqeela teguh memilih ‘Sekolah sama mama’.
Walaupun sudah diujicobakan ke dua sekolah, yang satu PAUD Nurjannah di dekat rumah nenek dan yang lainnya di Rumah Dongeng, Aqeela tetap dengan keinginannya tersebut.

‘Sekolah sama mama’ dalam pengertian Aqeela adalah Aqeela bersekolah, di PAUD atau di Rumah Dongeng atau di tempat manapun yang sudah dipilih, tetapi Mama tetap berada di area tersebut, bahkan masuk ke dalam kelas. Ya gak mungkin dong Nak, Mama kan kerja. Pilihan lainnya adalah Aqeela di rumah, bermain dan belajar di rumah, sama siapapun dan sama Mama sepulang dari Kantor dan waktu-waktu lainnya kalo Mama di rumah. Aqeela setuju, Mama oke, Ayah mengizinkan…Horeee!!!

Trus…sosialisasinya?
Iseng-iseng, tadi kami berdiskusi. Aku (lagi-lagi) ‘menguji’ keinginan Aqeela untuk belajar (sekolah) sama Mama. Kan enak kalo di sekolah Nak, banyak temannya lho. Jawaban Aqeela sungguh membuatku takjub.
“Kan kita bisa ke rumah kawan Mama”
Maksud Aqeela adalah kalo cuma untuk berteman (sosialisasi), kami bisa memilih untuk berkunjung ke rumah teman-teman yang kami kenal atau menghadiri acara ulang tahun seperti yang kami lakukan tadi siang.

Kupikir-pikir, jawaban dan solusi yang ditawarkan Aqeela sangat masuk akal. Dengan berkunjung, tentunya mempererat silaturrahmi yang cakupannya lebih luas daripada sekedar sosialisasi di sekolah. Aktifitas sosialisasinya juga lebih menyenangkan, bermain dan bermain.

Hebat sekali pemikiranmu Nak. Salut untukmu Buah Hatiku.
Mari sama-sama kita arungi indahnya dunia rumah belajar kita…

Ya…kenapa harus homeschooling? Kan banyak sekolah-sekolah yang menyediakan beragam fasilitas untuk perkembangan anak dan yang pasti menambah ilmu anak-anak kita. Tinggal pilih sekolahnya, pilih fasilitas yang kita inginkan dapat diakses oleh anak kita dan tinggal sesuaikan dengan budget masing-masing. Gampang dan sama sekali gak repot!

Ya…kenapa harus homeschooling? Apalagi buat ibu-ibu yang bekerja, udah deh, masalah mendidik anak serahkan saja pada yang berpengalaman, serahkan saja pada sekolah-sekolah berkualitas yang tinggal pilih itu. Sama sekali gak repot!

Trus kenapa harus repot-repot homeschooling? Waktunya kapan? Kan seharian di kantor? Kapan ngajarin anaknya? Anaknya kerjaannya maen terus ya?

Kenapa harus homeschooling yaa?
Ya gak harus. Tapi itu pilihanku. Tentunya ada dasarnya dan gak sembarangan milih. Karena aku ingin yang terbaik buat anak-anakku. Banyak hal yang membuatku jatuh cinta pada homeschooling, yang paling utama adalah fleksibilitasnya, ketidakterikatannya pada apapun, tidak waktu, tidak tempat, tidak juga personelnya. Aqeela dan Khaira bebas belajar kapan saja, di mana saja, dengan siapa saja. Semangat belajar yang tidak terikat pada jam sekolah, belajar apapun seharian, tentunya dengan hati senang dan tanpa paksaan, dan di mana pun mereka berada, mereka belajar.

Semangat belajar yang tidak dibatasi oleh waktu sekolah, tidak dibatasi pada suatu institusi, belajar sepanjang waktu, belajar sampai ke liang lahat, belajar dengan hati senang sepanjang waktu karena mereka menyukai apa yang dipelajarinya, itu yang kuinginkan. Karena itu, kupilih homeschooling buat Aqeela dan Khaira.

Selamat menikmati indahnya belajar nak…Mari ber-homeschooling.

Akhirnya…

Setelah lama diidam-idamkan,kesampaian juga punya ‘rumah’ sendiri,buat curhat,cerita atau sekedar berbagi informasi.

Tujuan awalnya sih,mendokumentasikan perjalanan homeschooling buat Aqeela dan Khaira,buah cinta kami.

Ya,homeschooling…Jalan yang bagi banyak pihak,terutama pihak-pihak terdekat kami,masih dianggap ‘keluar jalur’,'rada nyeleneh’,namun kami (aku pada awalnya) percayai akan membawa lebih banyak kebaikan bagi proses belajar anak-anak kami.

Kecintaanku pada homeschooling tumbuh seiring pertumbuhan Aqeela. Melihatnya tumbuh lincah dan energik,penuh rasa ingin tahu membuatku tak sanggup melihatnya terdoktrin sebagai “anak nakal” di sekolah. Aqeela tumbuh menjadi gadis kecilku yang sangat lincah,energinya meluap-luap. Dia tumbuh layaknya spons yang menyerap alam semesta dengan loncatan,dengan ‘tarian’ hebohnya sepanjang hari. Sementara sekolah,mengharapkan muridnya ‘duduk diam’ atau berarti “anak nakal” atau “anak bermasalah”. Kecintaanku pada Aqeela tidak mengizinkan ini. Maka dengan penuh cinta dan energi…perjalananku untuk mencari dan memberikan yang terbaik buat Aqeela dimulai…dan pilihanku jatuh pada homeschooling. Dan Alhamdulillah,suamiku tercinta mendukung pilihan ini, terlebih Aqeela, yang sangat menyukai pilihan ‘sekolah sama mama’. Kelahiran Khaira,semakin memantapkan pilihan homeschooling sebagai media belajar bagi anak-anak kami. Keinginan melihat mereka tumbuh sebagai pembelajar seumur hidup dan pembelajar yang mencintai proses belajar semakin menggebu-gebu.

Blog ini melengkapi perjalanan kami,yang pastinya tidak akan selalu mulus. Tapi kami yakin dengan jalan ini dan semoga Allah memudahkan semesta perjalanan homeschooling anak-anak kami.

Happy Homeschooling Aqeela dan Khaira…